Sunday, September 11, 2016

La Nina sedang berlangsung

Saudaraku semua ...apakah kalian akhir-akhir ini memperhatikan keanehan yang terjadi terhadap musim di Indonesia? Sebagian besar wilayah Indonesia yang mengalami pola monsoon (bulan April - September, musim kemarau dan bulan Oktober - Maret, musim hujan) banyak mengalami penyimpangan. Tahun lalu banyak terjadi kebakaran hutan yang sulit dipadamkan, sedangkan tahun ini kemarau malah terjadi banyak hujan. Tahun lalu, El Nino yang banyak memperparah kebakaran hutan, sedangkan tahun ini La Nina lah yang bikin ulah. La Nina ini menyebabkan kemarau saat ini menjadi lebih basah dibanding kondisi klimatologinya. La Nina ini banyak memicu adanya banjir di sejumlah wilayah bahkan berdampak pada kejadian longsor di beberapa tempat. Apa yang anda tahu tentang La Nina?? Bisa cerita ke saya mengenai hal ini? Atau bisa juga kalian ingin menanyakan tentang El Nino dan La Nina ke saya dimana suatu saat nanti akan saya publish di buku saku yang sedang saya coba tulis saat ini. Makin banyak pertanyaan tertulis makin baik. Pertanyaan kalian dapat ditujukan ke : joko.wiratmo@meteo.itb.ac.id. Ditunggu sampai dengan 15 Oktober 2016. Salam hangat penuh semangat.

Thursday, June 9, 2016

Gelombang tinggi di pantai Selatan Indonesia

Mengapa saat ini gelombang tinggi terjadi di pantai Selatan dari mulai pulau Jawa ke arah Nusa Tenggara? Apakah ada fenomena cuaca yang signifikan yang menyebabkannya? Tidakkah ketika sudah menginjak waktu normal musim kemarau seharusnya gelombang tinggi akan sangat jarang terjadi? Ayo silahkan jawab. Kalian pasti bisa. Ditunggu jawabannya sampai dengan hari Minggu ya.

Wednesday, February 17, 2016

Front ...

Meskipun tidak ada front di Indonesia, namun ada baiknya kalau kita mengetahuinya untuk memahami cuaca dan musim di lintang tengah dan tinggi. Front adalah batas pertemuan antara dua massa udara yang mempunyai karakteristik berbeda. Bila tidak terdapat pergerakan massa udara di dalam suatu daerah front maka front tersebut dinamakan front stasioner. Bila terjadi perpindahan massa udara pada suatu daerah maka paa daerah transisi tersebut terdapat front panas atau front dingin. Perpotongan bidang batasa antara kedua massa udara ini ditunjukkan oleh garis pada peta cuaca. Bentuk gerigi tajam warna biru menyatakan front dingin sedangkan bentuk setengah lingkaran yang berwarna merah menunjukkan front panas.
Selain temperatur yang merupakan sifat utama untuk mengidentifikasi massa udara dan front maka sifat lain yang bisa digunakan adalah kelembapan (yang ditunjukkan oleh temperatur titik embun), gradien tekanan, arah dan kecepatan angin, perawanan dan endapan (presipitasi). Pada umumnya sudut inklinasi front sebesar 1:50 sampai 1:300. Meskipun kemiringannya kecil namun front mampu menaikkan massa udara panas ke atas udara dingin sehingga membentuk perawanan dan prespitasi.
 https://climate.ncsu.edu/secc_edu/images/occluded_front.gif
 Terdapat tiga tahap pembentukan front yakni tingkat pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga. Pada tingkat pertama yakni normal, udara kutub dari utara dan udara tropis dari selatan saling bertemu (kasus BBU). Pada tingkat deformasi, suatu pusaran udara terbentuk dimana arahnya berlawanan arah jarum jam (BBU) dan searah jarum jam (BBS).
Pada tahap kedua, terjadi pembentukan lidah permukaan front yang telah mengalami deformasi. Udara panas terletak di antara massa udara dingin dan akibat angin barat daya maka udara panas ini didorong ke atas sehingga di sepanjang permukaan front terbentuk awan-awan jenis Ci, As, dan Ac. Di sepanjang permukaan front dingin, udara panas menjadi tidak stabil dan naik dengan cepat untuk membentuk awan-awan jenis cumulus.
Pada tingkat terakhir, front dingin bergerak lebih cepat dari front panas. Isobar lebih rapat terdapat di udara dingin dibanding di udara panas. Oleh karenanya maka front dingin yang mengejar front panas akan mendorong udara ke atas sehingga terbentuk front campuran (oklusi).

Thursday, February 4, 2016

Up welling

Pembaca pernah dengar istilah "upwelling"?? Apa itu? Benar ...istilah upwelling digunakan untuk menyatakan wilayah yang banyak dijumpai plankton sebagai makanan ikan karena suhunya yang cukup bagus untuk pertumbuhan hewan dan tumbuhan bersel satu tersebut. Wilayah ini dihasilkan oleh naiknya massa air dari kedalaman tertentu ke permukaan yang ditinggalkan oleh massa air laut karena pengaruh angin. Biasanya dijumpai di wilayah dekat pantai dimana angin membentuk sudut tertentu sehingga terbentuk transport Ekman. Di belahan bumi utara, transport Ekman ini dibelokkan ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan transport Ekman tersebut dibelokkan ke kiri. Wilayah Indonesia banyak dijumpai daerah upwelling yang kaya akan ikan ini. Pada saat monsoon tenggara di pantai selatan Jawa memungkinkan banyak terbentuk upwelling, demikian pula di pantai Barat Sumatera. Sementara ketika monsoon timur laut, banyak dijumpai upwelling di pantai utara Sulawesi utara, Maluku serta kepala burung Papua.
Bila letak-letak dari upwelling ini diketahui  atau bisa diduga dengan akurat maka mudah bagi kita untuk menemukan kapal-kapal asing penjarah ikan di wilayah lautan kita. Mereka biasanya dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu memvisualkan lokasi tangkapan ikan yang potensial. Amat jarang kapal asing penjarah ikan pada jarak yang jauh dari pantai menggunakan kapal-kapal ukuran sedang ...biasanya berukuran besar bahkan tidak jarang dilengkapi dengan peralatan untuk mengolah ikan selama berlayar. Ketika mereka mendarat, mereka tinggal memasarkan hasil tangkapan mereka dalam bentuk  ikan dalam kaleng yang sudah siap jual.

Wednesday, February 3, 2016

Tangkapan ikan ....

Tangkapan ikan meningkat. Itu setidaknya beberapa berita yang dilansir media massa beberapa waktu terakhir. Bisa dimengerti mengingat sejak menteri Susi meluncurkan kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan laut di tanah air, para penjarah ikan dari luar negeri keder dibuatnya. Sudah lebih dari 100 kapal yang ditenggelamkan. Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah seiring masih ada pihak-pihak yang belum jera menjarah ikan di Nusantara. Kita patut acungi jempol pada menteri kelautan dan perikanan ini. Belum ada  menteri-menteri sebelumnya (bahkan yang berlatar belakang militer sekalipun)  yang dengan berani mencetuskan kebijakan penenggelaman kapal semacam ini. Dengan makin berkurangnya penjarahan ikan di wilayah tanah air, maka para nelayan memetik hasilnya ...beberapa hari ini disampaikan bahwa tangkapan ikan oleh nelayan meningkat 200-300%. Bila harga ikan bisa dipertahankan maka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para nelayan akan meningkat. Namun demikian, para nelayan kita masih banyak yang tidak memanfaatkan teknologi misalnya informasi tentang kemungkinan keberadaan banyak ikan dari lokasi up welling. Nelayan-nelayan menengah ke bawah masih berlandaskan kebiasaan saja dalam mencari ikan. Informasi up welling yang bisa diperoleh dari kementrian tersebut belum banyak diakses oleh masyarakat. Para pemilik kapal tangkap ikan yang sudah sadar pentingnya informasi up welling tersebut biasanya harus berupaya ekstra untuk mendapatkan informasi tersebut.
Di negara-negara yang sudah maju yang peduli pada kelangsungan hidup ikan, biasanya para nelayan dibatasi area penangkapannya yang diawasi oleh petugas perairan menggunakan pesawat helikopter. Nelayan yang merambah wilayah di luar area penangkapan bisa dikenai denda besar. Mereka menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam menangkap ikan.
Semoga saja, semakin banyak para nelayan kita yang memanfaatkan teknologi untuk memperoleh sebanyak-banyaknya ikan yang memang layak (berukuran cukup) untuk dikonsumsi. Bila nelayan sejahtera maka masyarakat negeri inipun akan makin sejahtera mengingat jumlah nelayan di Indonesia yang cukup banyak, jutaan keluarga. Hayoo ...dimana peran meteorologi untuk para nelayan??? Coba jawab dan uraikan ya ...ditunggu lho.

Sunday, January 24, 2016

Rotasi bumi

Rotasi bumi  menyebabkan pembelokan udara dimana udara bergerak ke kanan di BBU dan ke kiri di BBS (seperti dinyatakan oleh Boys Ballot).  Udara di level atas yang bergerak ke arah kutub lalu dibelokkkan ke timur pada lintang 30oN/S. Udara yang bergerak ke timur ini perlahan-lahan turun ke permukaan bumi pada lintang yang sama. Udara dari ekuator yang ditambahkan ke 30oN/S ini akan menyebabkan pembentukan tekanan tinggi di lintang ini. Di antara sabuk tekanan tinggi (sub tropical high) ini terdapat tekanan rendah di lintang/ wilayah ekuator (sabuk tekanan rendah ekuator/ equatorial low). Dinginnya udara di kutub menyebabkan udara bertekanan tinggi (lebih rapat) yang menyebabkan bobot udara menjadi lebih besar sehingga tekanan lebih besar di permukaan bumi wilayah kutub. Di  antara sabuk tekanan tinggi kutub dan sub tropis terdapat wilayah bertekanan rendah di 50-60oN/S atau  sabuk tekanan rendah lintang temperate. Udara dari tekanan tinggi kutub bergerak ke arah ekuator dimana dibelokkan ke arah barat (angin timuran). Udara dari tekanan tinggi sub tropis awalnya bergerak ke kutub dan ke ekuator namun kemudian juga dibelokkan ke timur di arah kutub dan ke barat di arah ekuator. Lintang 50-60o N/S menarik karena merupakan wilayah timuran dan baratan dimana depresi tekanan rendah  terbentuk. Arah angin yang bersisian ini berguna bagi arah gerak rotasi siklonik (searah jarum jam di BBS dan berlawanan arah jarum jam di BBU). Wilayah menarik lainnya adalah wilayah di antara tekanan tinggi sub tropis. Angin timuran sama dengan angin pasat timur laut dan tenggara. Keduanya jauh lebih persisten (mantap, tetap) daripada sabuk angin yang lain. Semua sabuk angin permukaan (timuran dan baratan) mempunyai komponen menuju ekuator dan kutub. Aliran netto udara di level bawah menuju ekuator sedang di level atas menuju kutub, walaupun pada kenyataannya tak sesederhana ini. Migrasi udara yang kompleks ini yang dimulai dari kenaikan di ekuator sampai angin pasat yang mengisi kembali kehilangan awal (kenaikan udara di ekuator) ini dikenal sebagai sirkulasi umum  atmosfer. Kita lihat bahwa gaya pendorong utama sirkulasi ini adalah perbedaan pemanasan di permukaan bumi dan gaya pembeloknya adalah rotasi bumi yang menghasilkan antisiklon di sub tropis dan kutub. Bentuk-bentuk ini sering disebut sebagai wilayah tekanan tinggi semi permanen karena tekanan  tinggi sub tropis bisa ditemukan beberapa derajat di utara atau selatan posisi rata-ratanya. Namun demikian, pergerakannya sangat lambat (hampir stasioner selama beberapa minggu). Wilayah tekanan tinggi semi permanen ini sangat penting untuk  pembentukan massa udara. Arah gerak udara ini juga berdampak sangat penting dalam pembentukan gelombang dan arus laut yang mentransfer panas dari wilayah ekuator ke wilayah kutub.

Saturday, January 23, 2016

Pengaruh siklon pada gelombang pantai dan aktivitas ekonomi masyarakat

Tentu kalian yang hidup di tepi pantai, misalnya pada wilayah di sepanjang pantai selatan pulau Jawa sampai Nusa Tenggara Timur pernah merasakan bagaimana dampak terbentuknya willi-willies di Australia. Willi-willies adalah nama lokal siklon tropis yang terbentuk di samudra Hindia dekat wilayah Australia. Atau kalian yang tinggal di pantai Utara pulau Sulawesi dan Maluku serta kepala burung Papua dimana di wilayah Pasifik barat dekat Philippina sedang terbentuk siklon tropis/taifun/topan. Kalian pasti mengetahui dan menjadi saksi bagaimana ganasnya deburan ombak di tepi pantai pada saat hadirnya siklon tersebut. Oh ya, sebelumnya kalian tahu khan apa itu siklon? Benar ...siklon merupakan pusaran udara dimana pusat pusaran adalah tekanan rendah. Cuaca pada saat siklon ini sangat jelek. Kecepatan angin sangat tinggi, hujan deras banyak terjadi sehingga banjir dan kebakaran bisa terjadi, dan gelombang di laut cukup tinggi. Kok bisa terjadi kebakaran? Gimana ceritanya? Itu tidak lain akibat angin kencang banyak kabel-kabel listrik tumbang dan banjir yang terjadi bisa menyebabkan arus pendek yang berdampak terjadinya kebakaran. Namun "beruntunglah" bahwa selama ini pengaruh dari siklon tersebut tidak terlalu besar. Mengapa? Karena yang sampai pada wilayah kita adalah ekornya saja. Bayangkan kalau mata siklonnya terdapat di wilayah kita ...tentu banyak kerusakan yang terjadi. Meskipun demikian, mengingat cuaca buruk yang diakibatkannya, banyak pelabuhan yang terdampak siklon tersebut berhenti beroperasi dalam beberapa hari. Gelombang yang menghantam pantai menimbulkan pasang dan surut yang cukup besar sehingga untuk perahu-perahu kecil nelayan, misalnya, sangat berbahaya. Biasanya ketika cuaca buruk tersebut maka tangkapan ikan menurun drastis yang berakibat pada naiknya harga jual beli ikan. Tidak heran pada saat kondisi tersebut terjadi, harga ikan per kilogramnya bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Lalu lintas penyeberangan antar pulau juga mengalami gangguan sehingga banyak antrian kendaraan roda dua dan empat di pelabuhan. Bila roda empat misalnya truk membawa bahan pangan maka pangan bisa membusuk dan harga pangan di tempat tujuan menjadi meningkat. Obyek-obyek wisata pantai juga berkurang pengunjungnya yang bisa berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata. Dan sejumlah dampak lain yang banyak kalau disebutkan satu persatu. Sebagai perkenalan, ini dulu yang kusampaikan. Semoga lain waktu bisa lebih panjang lagi ceritanya.

Selamat datang saudara-saudaraku

Selamat datang para saudaraku yang telah menjenguk blog ini. Blog ini merupakan salah satu wahana untuk saling asah, saling asih dan saling asuh di antara kita. Sudah merupakan darmaku untuk berbagi pengetahuan terkait dengan kajian meteorologi maritim. Bila ada komentar, ulasan, dan pertanyaan tentang meteorologi maritim atau meteorologi kelautan, silahkan disampaikan kepadaku via email: joko.wiratmo@meteo.itb.ac.id
Ditunggu ya ...