Negara kita adalah negara kontinen maritim, anak kecil juga tahu. Sejak jaman baheula (dahulu kala), nenek moyang kita adalah pelaut yang pemberani. Dengan kapal tradisional seadanya mereka sudah menjelajah samudra luas untuk mencapai tempat-tempat yang ingin mereka kunjungi dan menangkap ikan. Kita mengenal beberapa suku yang memang dianggap jago dalam mengarungi lautan. Para nenek moyang kita tersebut menggantungkan pengetahuan tradisional mereka yang kemudian sampai sekarang berkembang dengan memanfaatkan teknologi informasi. Tapi itupun dalam jumlah yang sangat kecil, kebanyakan mereka masih menggantungkan diri pada kebiasaan para orang-orang tua mereka. Informasi cuaca masih mereka ketahui dari ilmu titen (mengamati dan memperhatikan) turun temurun. Ramalan cuaca dari BMKG kurang mereka perhatikan padahal ketepatan ramalan cuaca yang institusi tersebut klaim lebih dari 75%. Itu berarti bahwa sudah sangat bisa dipercaya. Informasi dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) terkait informasi daerah tangkapan ikan juga tidak mereka ketahui karena tidak mencapai level terbawah, kecuali bila diakses dengan internet. Kesadaran tentang pentingnya informasi cuaca dan musim serta lokasi tangkapan ikan sangat diperlukan agar produktivitas nelayan meningkat pesat. Memang harus dibedakan yang mana klas-klas nelayan dan perahu yang digunakan untuk menangkap ikan. Pemanfaatan informasi daerah tangkapan ikan sangat tergantung pada berbagai hal, termasuk yang sudah disebutkan di atas. Penyadaran pentingnya informasi cuaca ini sudah harus disosialisasikan sejak awal di berbagai kesempatan baik secara formal maupun informal. Semoga ke depan, masyarakat nelayan berbagai lapisan memanfaatkan segala cara dan wahana agar jumlah tangkapan ikan mereka meningkat yang memicu peningkatan kesejahteraan mereka. Aamiin.